Jumat, 23 Desember 2022

Penerapan Budaya Positif Dengan Menerapkan Segitiga Restitusi

Pembiasaan Budaya Positif dan Penerapan Segitiga Restitusi di Sekolah

A. LATAR BELAKANG

Budaya Positif di sekolah sangatlah penting untuk mengembangkan peserta didik yang memiliki karakter kuat sesuai pemikitan Ki Hajar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila yang dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan di Indonesia. Untuk membangun budaya positif sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar murid mampu berfikir, bertindak, dan mandiri dan bertanggungjawab.

Selama ini penerapan pada disiplin diri murid masih berdasarkan dari motivasi eksternal, dan  guru juga belum memposisikan diri sebagai manajer melainkan sebagai penghukum dan pemantau. Restitusi bertujuan menciptakan murid yang memiliki motivasi internal sehingga murid berperilaku dengan nilai-nilai kebajikan universal dan siswa yang memiliki disiplin diri berarti mampu bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

B. TUJUAN

Adapun yang menjadi tujuan dalam aksi nyata pembiasaan budaya positif ini adalah terwujudnya visi dan misi sekolah melalui penerapan budaya positif dan segitiga restitusi agar terbentuk ekosistem lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi murid.

C. TOLAK UKUR

Agar tetap pada tujuan yang sudah ditetapkan, maka tolak ukurnya adalah terbentuknya keyakinan sekolah atau kelas sebagai acuan dalam implementasi dan pemecahan segala permasalahan yang ada di sekolah maupun di kelas. Keyakinan sekolah atau kelas ini dibuat dan disepakati oleh seluruh warga sekolah sesuai dengan perannya masing-masing.

D. LINIMASA YANG DILAKUKAN

1. Perencanaan bersama Kepala Sekolah dan rekan sejawat;

2. Desiminasi budaya positif kepada rekan sejawat;

3. Pembentukan keyakinan sekolah atau kelas;

4. Dokumentasi kegiatan;

5. Penerapan budaya positif;

6. Evaluasi dan refleksi aksi nyata dalam rangka pmbiasaan budaya positif;

7. Membuat laporan dan artikel terkait kegiatan proses dan pelaksanaan budaya positif.

E. HASIL AKSI NYATA

Pelaksanaan aksi nyata ini mendapatkan respon yang cukup baik bagi seluruh warga sekolah utamanya murid, ditunjukkan dengan rasa antusiasnya rekan sejawat dan murid dalam penerapannya di sekola demi tercapainya tujuan yaitu budaya positif.

Keberhasilan yang diperoleh yaitu dengan terbentuknya keyakinan kelas dan guru-guru mulai mencoba melaksankan segitiga restitusi.

Namun dalam pelaksanaanya masih jauh dari optimal mengingat budaya positif dengan segitiga restitusi masih merupakan kegiatan permulaan dan masih jauh dari pembiasaan.

G. REFLEKSI dan EVALUASI

Refleksi serta evaluasi tentunya sangat diperlukan untuk pengembangan di masa yang akan datang dengan melakukan sosialisasi terkait kegiatan budaya positif di sekolah kepada seluruh warga sekolah.

H. DOKUMENTASI

Perencanaan aksi nyata dengan Kepala Sekolah


Sosialisasi kepada rekan sejawat


Sosialisasi kepada murid


Penerapan segitiga restitusi







Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan

Guru Bergerak Indonesia Maju

 

0 komentar:

Posting Komentar

 
SEKILAS INFO :
Loading...